Senin, 26 Desember 2016

Jenis dan Keunikan Lagu Nusantara

A.  Jenis Lagu Nusantara
Hal terpenting di dalam musik adalah bunyi. Salah satu bagian dari musik adalah lagu. Lagu adalah hasil karya musik berupa rangkaian nada-nada dan syair yang disusun untuk mengungkapkan pikiran dan perasaan penciptanya. Lagu Nusantara adalah lagu yang tumbuh dan berkembang di wilayah Nusantara. Beberapa lagu Nusantara, antara lain lagu daerah, anak-anak, Melayu, keroncong, seriosa, dan pop/populer.

1.       Lagu Daerah
Lagu daerah adalah lagu yang lahir dari budaya daerah setempat yang bersifat turun-temurun. Lagu daerah di Indonesia, yaitu lagu dari daerah tertentu atau wilayah budaya tertentu, lazimnya dinyatakan dalam syair atau lirik bahasa wilayah (daerah) tersebut. Bahasa dan dialek yang digunakan kadang-kadang sulit untuk diketahui maksud dan tujuannya. Bentuk, pola serta susunan melodi sangat sederhana sehingga mudah untuk dikuasai oleh semua lapisan masyarakat setempat. Teknik ucapan atau artikulasi harus memerhatikan ketentuan vokalisasi.
Berikut ini adalah contoh beberapa lagu daerah di Indonesia.
1. Bungong Jeumpa, Aceh
2. Butet, Tapanuli
3. Kambanglah Bungo, Sumatera Barat
4. Injit-Injit Semut, Sumatera Timur
5. Pileu Leuyan, Jawa Barat
6. Ondel-Ondel, Jakarta
7. Cening Putri Ayu, Bali
8. Anging Mamiri, Sulawesi Selatan
9. Ayo Mama, Maluku
10. Apuse, Papua.

2.       Lagu Anak-Anak
Lagu anak-anak kebanyakan bentuk lagunya sederhana dan kalimatnya tidak terlalu panjang. Temanya sesuai dengan jiwa anak-anak yang masih polos. Bahasanya sederhana dan mudah dimengerti, tidak terlalu banyak menggunakan kiasan. Biasanya, tema lagu diambilkan dari lingkungan hidup mereka sehari-hari.
Ambitus anak-anak masih sangat terbatas. Oleh karena itu, lagu anak-anak tidak boleh menggunakan nada-nada yang terlalu tinggi. Jumlah nada yang digunakan untuk menyusun melodi tidak boleh melebihi 10 buah nada. Makin sedikit jumlah nada yang digunakan menyusun melodi akan menjadikan lagu anak-anak tersebut lebih berbobot.
Isi lagu anak-anak bersifat pedagogis atau mendidik ke arah yang positif. Misalnya, menggunakan tema Tuhan, cinta tanah air, karakter binatang, sayang orang tua, lingkungan, serta contoh-contoh perbuatan atau tingkah laku yang baik. Beberapa contoh lagu anak-anak, antara lain Bintang Kecil, Balonku, Cicak, Bangun Tidur, Ambilkan Bulan Bu, Main Ular Ular, Paman Datang, dan Kupu-Kupu yang Lucu.

3.       Lagu Melayu
Lagu Melayu asli adalah Deli. Lagu Melayu asli masih menggunakan gendang tradisional Melayu yang memungkinkan membawa sentuhan dendang dan joget tradisional. Lagu daerah Melayu contoh Selayang Pandang, Lancang Kuning, dan Seringgit Si Dua Kupang. Jembatan menuju Melayu pop modern Indonesia adalah pengembangan berbentuk musik orkestra. Pengembangan lebih jauh ke Melayu modern didirikan oleh Orkes Melayu Tarantula (Reynold Panggabean) dan Soneta Group (Rhoma Irama). Pada era sekarang, orkes Melayu lebih dikenal dengan istilah dangdut.

4.       Lagu Keroncong
Ada yang berpendapat bahwa musik keroncong adalah peninggalan bangsa Portugis di Indonesia. Padahal, bukti autentik yang menunjukkan bahwa irama keroncong milik bangsa Portugis sudah tidak ada bekasnya. Bahkan, bentuk instrumen musik keroncong sedikit pun tidak ditemukan di negara tersebut maupun daerah bekas jajahan Portugis di Timor Timur saat ini.
Beberapa musisi Indonesia mengatakan, bahwa irama keroncong sebenarnya menirukan bunyi perhiasan kaum wanita Indonesia. Kaum wanita Indonesia sangat menggemari gelang kaki dalam jumlah banyak. Hal ini untuk menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa si pemakai memiliki tingkatan sosial yang cukup tinggi. Ketika si pemakai bergerak, gelang-gelang keroncong tersebut selalu menimbulkan bunyi crong-crong. Oleh sebab itu, bunyi-bunyian tersebut kemudian disebut irama keroncong. Bunyi irama yang gaduh ini ditirukan oleh instrumen ukulele dan chak secara bergantian. Bunyi inilah yang merupakan salah satu ciri permainan musik keroncong.
Ciri-ciri khusus lagu atau musik keroncong adalah sebagai berikut.
a. Matra atau ukuran birama 4/4.
b. Kalimat lagu atau syair lagu terdiri atas tujuh kalimat. Setiap lagu terdiri atas 4 bar atau                    birama sehingga jumlah seluruhnya 28 bar atau birama.
c. Kalimat lagu ke-3 terdapat interlude secara instrumental sebanyak 2 bar sampai 4 bar.
d. Pada kalimat lagu ke-4 selalu mendapat iringan.
e. Alat musik ukulele memiliki peranan yang sangat penting dan merupakan identitas musik               keroncong.
f. Untuk jenis lagu keroncong asli, jumlah instrumen sangat dibatasi jumlahnya, yaitu                      macam, terdiri atas bas, cello, biola, seruling atau flute, gitar melodi, ukulele, dan chak.
g. Penggunaan harmoni sangat terbatas dan kurang mendapat kebebasan untuk mengadakan                improvisasi.
h. Musik keroncong modern mempunyai sedikit perbedaan dengan keroncong asli. Perbedaannya tersebut terletak pada penggunaan jenis instrumen dan susunan iringannya, namun bukan perbedaan bentuk atau susunan lagunya.
Akhir-akhir ini, perkembangan musik keroncong cukup menggembirakan karena adanya kebebasan penggarapan musik cukup progresif. Bahkan, akorakor disonan sering mewarnai musik keroncong menjadi lebih menarik dan menyenangkan.

5.       Lagu Seriosa
Pengertian seriosa sebenarnya hanyalah menyangkut teknik pengungkapan sebuah lagu secara serius (sungguh-sungguh). Hal ini terlepas dari bentuk atau pola struktur lagu tersebut. Penyanyi seriosa harus mampu mengungkapkan lagu secara serius dan menginterpretasikan atau menafsirkan maksud dan tujuan dari tema lagu secara tepat atau setidaknya mampu mendekati kemauan pencipta lagu tersebut. Selain itu, penyanyi seriosa harus mampu lurut ke dalam lagu itu sendiri. Bahkan, seorang penyanyi seriosa harus mampu berbuat sebagai subjek dari lagu tersebut.
Teknik-teknik vokal penyanyi seriosa harus sempurna atau dikuasai secara mapan. Improvisasi kalimat lagu dengan berbagai ornamentasi harus mampu mengembang secara baik. Teknik-teknik pernapasan, pembagian phrasering, artikulasi, penguasaan ambitus serta kepandaian memperpanjang register harus benar-benar dilakukan secara serius. Di samping itu, penyanyi seriosa harus mampu membentuk vibrasi yang bagus. Perlu diperhatikan bahwa dalam menampilkan lagu seriosa, tidak dibenarkan menampilkan cara-cara tertentu dengan gerak dan gaya yang berlebihan. Ekspresi yang harus ditampilkan adalah ekspresi wajar sehingga menyatu dengan lagu yang sedang dibawakan.
Contoh lagu seriosa, antara lain Wanita (Ismail Marzuki), Melati Suci (Harry Singgih), Mekar Melati (C. Simanjuntak), Irama Desa (Iskandar), Persembahanku (Iskandar), Malam Kenangan (Saiful Bahri), dan Embun (GWR. Sinsu).

6.       Lagu Populer
Pengertian lagu populer sebenarnya mengandung dua makna, yaitu sebagai berikut.
a. Lagu yang sedang disenangi oleh masyarakat pada saat tertentu atau kurun waktu terbatas.               Lagu yang sedang populer dan terdengar setiap saat. Bahkan, orang akan merasa ketinggalan             zaman apabila belum mengetahui lagu tersebut.
b. Jenis lagu yang disajikan kepada pendengarnya dengan mengutamakan teknik penyajian dan             kebebasan dalam menggunakan ritme maupun jenis instrumen. Bukan karena bentuk, pola                susunan atau struktur lagu tersebut. Permainan ritme yang kuat ditunjukkan oleh pemusik-               pemusik lagu populer dengan teknik-teknik permainan drum yang menggebu-nggebu serta             teknik permainan gitar yang menegangkan. Ritme bersifat alamiah sehingga seseorang                    (pemain) tidak dituntut harus berpendidikan tinggi untuk menikmati suatu ritme. Orang pun             tidak perlu memiliki rasa musikalitas (sense of music) yang tinggi agar dapat menikmati                ritme. Sesuatu hal yang biasa apabila lagu-lagu yang menggunakan irama tertentu dengan                mudah diterima oleh masyarakat luas.

Lagu poluler di Indonesia hampir sama dengan lagu populer di mancanegara. Lagu populer biasanya dimainkan dalam bentuk grup musik. Sekitar tahun 1970-an, muncul grup-grup musik populer, seperti Koes Plus, Panbers, dan Bimbo. Musik populer pada zaman itu biasanya berlatar belakang hampir sama, yaitu tentang kehidupan manusia dari percintaan, kepedihan, atau kegembiraan. Saat ini, di Indonesia banyak bermunculan kelompok-kelompok musik populer, seperti Samsons, Slank, Ada Band, ST 12, Nidji, dan Ungu.

B.  Keunikan Lagu Nusantara
Musik adalah gabungan dari berbagai rangkaian bunyi yang ditata secara artistik. Salah satu bagian dari musik adalah lagu. Lagu yang berkembang di wilayah Nusantara memiliki karakteristik yang berbeda, mulai dari lagu daerah, lagu anak-anak, lagu keroncong sampai lagu populer. Setiap lagu memiliki keunikan sendiri-sendiri mulai dari melodi, harmoni sampai notasinya.

1.       Lagu Daerah
Lagu daerah adalah lagu yang tumbuh dan berkembang pada suatu daerah. Lagu daerah di Nusantara sangat beragam dan memiliki keunikan sendiri-sendiri. Secara garis besar, lagu daerah mempunyai karakteristik sebagai berikut.

a. Kedaerahan
Lagu daerah sifatnya kedaerahan. Hal ini dapat dilihat dari syairnya. Syair lagu daerah                   menggunakan syair dan dialek daerah. Contohnya di Sunda dua huruf vokal dibaca menjadi           satu (huruf e u dibaca e); di Jawa Tengah huruf u dibaca seolah-olah huruf o (misalnya lagu           Gundul Gundul Pacul dibaca Gundol Gundol Pacol).

b. Sederhana
 Lagu daerah biasanya menggunakan bahasa yang sederhana. Hal ini dapat dilihat dari tema-           tema lagu daerah. Misalnya tema bermain atau hormat kepada orang tua. Selain itu, dalam                menyanyikan lagu daerah tidak dituntut vokalisis yang rumit seperti lagu seriosa.

c. Turun Temurun
Lagu daerah bersifat tradisional. Pada awalnya, lagu daerah disampaikan secara turun temurun        dan spontan, misalnya saat bermain atau saat orang tua memberi nasihat kepada anaknya.

2.       Lagu Anak-Anak
Lagu anak-anak diciptakan untuk anak yang mempunyai dunia yang spesifik. Lagu anak-anak mempunyai ciri-ciri sebagai berikut.
a. Temanya sesuai dengan dunia anak-anak. Dunia anak-anak adalah bermain dan ceria.                      Lagu anak-anak sering juga dinyanyikan untuk mengiringi permainan.
b. Lagu anak-anak bersifat mendidik. Hal ini dapat dilihat dari pemilihan kata dan susunan                 kalimat yang mudah diingat dan sesuai dengan perkembangan isinya.
c. Bentuk lagu sederhana dan ambitusnya tidak terlalu luas. Hal ini harus dimengerti karena               anak-anak belum mampu menjangkau ambitus yang lebar dan luas. Biasanya, ambitus lagu            anak-anak tidak lebih dari satu oktaf.

3.       Lagu Melayu
Ciri lagu Melayu, antara lain cengkok lagu dan suara gendang. Suara gendang yang berbunyi dang dan dut merupakan ciri khas musik Melayu yang memberikan suasana untuk berjoget ataupun berdendang.

4.       Lagu Keroncong
Bentuk lagu keroncong asli kebanyakan dimainkan dengan introduksi solo biola atau flute. Bahkan, sering kali solo gitar digunakan sebagai landasan lagu keroncong secara teknis sebagaimana juga interlude-nya. Koda (akhiran-nya) digunakan jalur akor tonika, subdominan, dominan berakhiran ke tonika. Seiring perkembangan zaman, semua lagu (pop, klasik, seriosa) dapat juga dimainkan dengan gaya keroncong.

5.       Lagu Seriosa
Seriosa adalah lagu atau musik serius yang bernilai teknik tinggi art music. Karakter lagu-lagu seriosa adalah sebagai berikut.
a. Melodi lagu banyak menggunakan nada sisipan, contohnya (ri), (fi), dan
(sel).
b. Lagunya menggunakan teknik vokal yang tinggi.
c. Lagu seriosa harus dinyanyikan dengan perasaan, ekspresi, dan penuh  penghayatan.
d. Lagu seriosa banyak menggunakan nada-nada tinggi.

6.       Lagu Populer
Lagu populer adalah lagu yang dikenal sebagai ganti kata entertainmentLagu yang populer di tengah masyarakat pada suatu waktu tertentu biasanya akrab dengan dunia remaja dan cepat beradaptasi dengan perkembangan teknologi.
Ciri-ciri lagu populer, antara lain
a. bersifat sementara atau cepat tergantikan oleh lagu lain;
b. bersifat menghibur;
c. tidak mempunyai bentuk lagu tertentu.


Sabtu, 24 Desember 2016

Musik Daerah Setempat



Kebhinekaan budaya negara kita juga menumbuhkan beragam musik dengan segala keunikannya. Musik adalah ungkapan perasaan yang dituangkan dalam bentuk bunyi-bunyian, baik secara vokal maupun instrumental. Musik daerah setempat memiliki karakter yang hampir sama dengan lagu daerah, yaitu sederhana, kedaerahan, turun-temurun, dan jarang diketahui penciptanya.

1. Sederhana
Kesederhanaan musik dapat dilihat dari bentuk, bahan alat musik, dan cara memainkan. Bentuk alat musik daerah setempat memiliki keunikan tersendiri sesuai dengan kondisi geografis setempat. Pemilihan bahan untuk membuat alat musik juga sederhana, seperti daun, bambu, kayu, dan kerang. Berdasarkan peranannya, biasanya musik daerah setempat terdiri atas alat musik melodis dan alat musik ritmis.

2. Kedaerahan
Alat musik beraneka ragam karena kondisi geografis yang berbeda-beda. Contohnya, alat musik petik masyarakat Jawa berbeda dengan alat musik petik masyarakat Kalimantan, Sunda, maupun daerah Sumatera. Gendang daerah Papua berbeda dengan gendang daerah Batak, Jawa, maupun Bali.

3. Turun-temurun
Musik daerah setempat sudah ada sejak masyarakat itu ada. Jadi, musik daerah setempat bersifat turun-temurun. Biasanya musik daerah setempat terikat oleh bentuk atau pola tertentu yang sudah ada sejak zaman leluhur mereka.

4. Jarang Diketahui Penciptanya
Musik daerah setempat bersifat turun-temurun, tidak tertulis, dan tidak diketahui penciptanya secara pasti.


Keunikan Musik Daerah Setempat
Musik daerah setempat adalah musik yang lahir dari budaya daerah setempat. Ciri yang menonjol dari musik daerah setempat adalah alat musik ataupun lagunya bersifat sederhana dan kedaerahan. Berikut ini beberapa musik daerah setempat yang ada di Indonesia dan keunikannya.

1.   Musik Daerah Jawa Barat
Musik daerah setempat Jawa Barat banyak ragamnya. Setiap musiknya mempunyai ciri khas sendiri. Keragaman ini dapat dilihat dari instrumen yang digunakan. Musik daerah setempat Jawa Barat, antara lain sebagai berikut.
Angklung

a. Angklung
Angklung adalah alat musik bambu yang
dikerat. Alat musik ini ukurannya bermacammacam.
Angklung dimainkan dengan cara meng- goyangkan per pasang atau dalam sebuah rak. Setiap pasang angklung terdiri atas dua, tiga, atau empat potong bambu. Dahulu, angklung ditala secara pentatonik (slendro dan pelog) dan sifat permainannya lebih menonjolkan unsur irama. Sekarang, angklung ditala secara diatonik (do, re, mi, fa, sol, la, si). 
Berdasarkan sejarahnya, musik angklung berfungsi untuk memeriahkan pesta menuai padi di sawah, mengarak pawai padi sebelum dimasukkan ke lumbung, dan untuk mengiringi upacara adat Sunda.

b. Calung
Calung
Calung adalah alat musik bambu yang dikerat. Satuan-satuannya mirip atau sama dengan satuan-satuan angklung. Susunannya berenteng dari beberapa bilah nada. Calung dimainkan sambil berjalan dengan satu pemukul dan dimainkan di tempat dengan dua pemukul. Tangga nada yang dipakai adalah tangga nada pentatonik.

c. Arumba
Arumba adalah alunan rumpun bambu. Pada prinsipnya, musik arumba hampir sama dengan angklung. Hanya arumba dilengkapi dengan susunan bambu mirip gambang. Arumba dibunyikan dengan cara dipukul. Jumlah pemainnya lebih sedikit daripada musik angklung. Tokoh musik arumba, antara lain Bill Saragih, Yos Rosadi, Sukardi, dan Rahmat.

d. Tarling
Gitar dan Suling merupakan alat dominan
dalam Tarling
Tarling adalah musik daerah yang berasal dari Cirebon. Tarling diambil dari singkatan gitar dan suling. Gitar dan suling merupakan dua alat musik dominan yang dipakai pada kesenian ini. Tarling digunakan untuk mengiringi lagu-lagu yang berciri khas Cirebonan.

e. Degung
Degung adalah seperangkat musik gamelan yang mempunyai ciri tertentu dalam warna musiknya. Dahulu, gamelan degung berfungsi untuk mengiringi upacara adat atau upacara keagamaan. Sekarang, gamelan degung digunakan untuk mengiringi gending karesmen,sendratari, dan hiburan.

f. Gending Cianjuran
     Gending Cianjuran adalah jenis musik yang menonjolkan vokal khas Cianjur. Musik ini digunakan untuk sarana hiburan para bangsawan Sunda. Nyanyiannya diiringi dengan kecapi, suling, dan rebab.

2.   Musik Daerah Jawa Tengah
          Musik daerah Jawa Tengah adalah gamelan. Berdasarkan laras-nya, gamelan dibedakan menjadi dua, yaitu gamelan laras slendro dan gamelan laras pelog.

a.  Laras slendro adalah tangga nada pentatonis  yang menggunakan nada 1 2 3 5 6 1 (dibaca:  ji, ro, lu, mo, nem, ji). Ciri khas tangga nada ini  adalah jarak antarnadanya lebih besar daripada nada-nada do re mi. Jenis tangga nada ini memberi kesan gembira, ringan, dan lincah.

b. Laras pelog adalah tangga nada pentatonis yang menggunakan nada 1 2 3 4 5 6 7 (dibaca: ji, ro, lu, pat, ma, nem, pi).   Jenis tangga nada ini memberibkesan tenang dan luhur.

Seperangkat Gamelan Jawa
 Pada awalnya, gamelan digunakan untuk mengiringi pergelaran wayang kulit dan wayang panji. Sekarang, gamelan digunakan untuk mengiringi bermacam-macam acara, seperti wayang orang, ke- thoprak, tari-tarian, klonengan, upacara sekaten, pernikahan, upacara keagamaan, dan kenegaraan. Gamelan sebagian 
besar berupa alat musik perkusi (alat pukul) dari bahan perunggu atau besi. Pemain musik gamelan disebut niyaga, sedangkan penyanyinya disebut sinden atau waranggana. Lagu-lagu yang dinyanyikan secara umum disebut gending. Gamelan terdiri atas
a. alat musik idiophone (bonang, gender, demung, saron, slenthem, kethuk,
     kenong, kempul, gong, dan gambang);
b. alat musik membranophone (kendang);
c. alat musik chordophone (siter dan rebab);
d. alat musik aerophone (suling).

3.   Musik Daerah Jawa Timur
Musik daerah yang ada di Jawa Timur sama dengan musik gamelan yang ada di Jawa Tengah, yaitu mempunyai tangga nada pelog dan slendro. Di Madura,musik gamelan disebut gamelan sandur.

4.   Musik Daerah Bali
Gamelan Bali
Dalam tradisi Bali, kata gamelan berasal dari kata gamel. Gamelan terdiri
atas beberapa instrumen tabuh, meliputi metalofon, silofon, gong, gendang, dan
bonang. Gamelan Bali juga hampir sama dengan gamelan Jawa. Gamelan Bali memiliki dua sistem nada, yaitu pelog dan slendro. Gamelan pelog dapat dikelompok-kan dalam empat nada, lima nada, dan tujuh nada. Gamelan slendro dikelompokkan dalam empat nada dan lima nada. Setiap desa atau kelompok menyetem nada gamelan secara berbeda-beda, sehingga instrumen
gamelan Bali tidak dapat ditukarkan. Dalam permainannya, gamelan Bali lebih dinamis dan cepat dibandingkan dengan gamelan Jawa.

5.   Musik Daerah Riau
  Musik daerah Riau terdiri atas dua bagian, yaitu orkes Melayu dan musik gambus.
a. Orkes Melayu
Musik orkes Melayu adalah orkes yang membawakan lagu-lagu Melayu
asli. Instrumennya terdiri atas akordeon, gendang Melayu, dan gong kecil.
Orkes inilah yang menjadi cikal bakal musik Melayu yang sekarang dikenal
dengan sebutan musik dangdut.
b. Musik Gambus
Musik gambus erat hubungannya dengan agama Islam. Gambus adalah
alat musik sejenis gitar dengan wadah gema cembung dan memakai tujuh
dawai yang ditala secara rangkap seperti mandoline. Para pemain musik gambus
pada umumnya juga sebagai vokalis. Lagu yang dibawakan umumnya
bertema keagamaan dan persoalan cinta. Alat musik yang digunakan adalah
gambus, rebana, dan biola.

6.   Musik Daerah Minang (Sumatra Barat)
Musik talempong
Musik di daerah ini yang terkenal adalah talempongTalempong, yaitu alat musik sejenis bonang dari logam perunggu atau besi berbentuk bundar dengan puncak di tengah. Alat musik daerah Minang terdiri atas 
a. alat musik perkusi (gendang besar, ketipung, rebana, gendang    sedang, talempong, dan gong); 
b. alat musik tiup (saluang, serunai, puput tandukdan suliang); 
c. alat musik Barat (trompet, gitar, dan biola).

7.   Musik Daerah Minahasa (Sulaesi Utara)
Kolintang
Musik Daerah Minahasa (Sulawesi Utara) Musik khas daerah Minahasa (Sulawesi Utara) adalah kolintang. Kolintang adalah sejenis gambang atau xilofon yang terbuat dari bilahan kayu. Satu perangkat kolintang terdiri atas tujuh kolintang yang dimainkan dengan dua pemukul. Tangga nada yang digunakannya adalah tangga nada diatonis (do, re, mi, fa, sol, la, si). Alat musik lainnya, antara lain rebana, gambus, dan suling.

8.   Musik Daerah Maluku
Alat musik di seluruh Maluku hampir sama, yaitu
a. arababu (rebab) dengan resonator dari tempurung;
b. idiokordo yang disebut tetabuhan;
c. gong (didatangkan dari Jawa);
d. korno (alat musik tiup) yang terbuat dari siput;
e. bermacam-macam gendang yang disebut tifa.
Untuk daerah Halmahera, Bacan, Ternate, dan Tidore sebagai daerah Islam memiliki alat-alat musik islami, seperti rebana, gambusbangsil (suling), dan sulepeSulepe merupakan alat musik yang sumber bunyinya dari tali, tetapi resonator-nya terbuat dari tempurung.

9.   Musik Daerah Timor
Permainan Musik Sasando
Alat musik khas daerah Timor adalah sasandoSasando adalah alat musik sejenis siter bambu dengan sejumlah dawai yang merentang pada sisi-sisinya. Resonator-nya terbuat dari daun lontar yang dirangkai berbentuk mangkok yang meliputi siter. Alat musik ini ditemukan di Pulau Rote dekat Timor dan dimainkan oleh orang-orang Timor, terutama yang tinggal di daerah pesisir.