Sabtu, 31 Desember 2016

Musik Asia

A.            Ragam Musik di Asia
Asia merupakan negara terpadat dan unik. Orang menyebutnya oriental atau benua timur. Musik Asia berbeda dengan musik Barat. Benua Asia memiliki beragam jenis musik yang berkembang di negara setempat. Secara garis besar, musik di negara Asia dikelompokkan menjadi empat, antara lain musik Melayu, oriental, Hidustan, dan Timur Tengah.

1.                Musik Melayu
Rumpun Melayu, di antaranya Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Ciri utama dari musik Melayu adalah menggunakan alat musik membranophone atau gendang tradisional yang menghasilkan sentuhan dendang dan joget.

2.                Musik Oriental
Negara oriental, antara lain Cina, Jepang, Korea, dan Hongkong. Musik oriental yang paling menonjol adalah instrumen string (alat musik petik dan gesek) dengan tangga nada pentatonis setempat.

3.                Musik Hindustan
Musik Hindustan yang paling dominan adalah negara India atau Pakistan. Musik Hindustan mudah dikenali dari ritme instrumen tabla. Tabla, yaitu kendang India yang berupa sepasang kendang berbentuk bejana (kendil), dimainkan dengan sentuhan jari dan telapak tangan.

4.                Musik Timor Tengah/Padang Pasir
Musik Timur Tengah, antara lain qasidah. Qasidah ialah lagu bernapaskan Islam yang melodinya berakar pada lagu Timur Tengah (Arab). Penyajian lagulagu Timur Tengah menggunakan iringan seperangkat rebana. Lagu-lagu qasidah berdasarkan tangga nada tradisional Timur Tengah. Tangga nadanya memiliki skala nada diatonik dan kandungan nada-nada mikrotoknik seperti terdapat dalam alunan tangga nada al bayat (bayati), al rast, al sika (sikah), al ‘ajm, al rahawand, al hijaz, dan al saba (sobat).

B.            Keunikan Musik di Asia
Sebelum mengarah pada keunikan musik mancanegara di Asia, alangkah baiknya kita buat suatu ilustrasi tentang musik. Substansi dasar dalam musik adalah bunyi. Musik adalah seni penataan bunyi secara cermat yang membentuk pola teratur, merdu, dan apresiasi seni bunyi yang tak terbatas. Membicarakan musik Asia, kita akan selalu melihat pada instrumen, melodi, dan ritme. Dalam dunia musik, kata instrumen menunjuk pada pengertian yang berhubungan dengan alat musik. Ilmu yang berhubungan dengan alat musik disebut ilmu instrumen. Ilmu yang mempelajari alat musik dari sudut pandang struktur dan bentuk instrumen yang berhubungan dengan kinerjanya disebut organologi. Adapun ilmu yang mempelajari stuktur mekanisme teknik dan karakteristik musikal alat musik dalam hubungannya dengan komposisi musik disebut ilmu instrumentasi. Pada umumnya, instrumen musik di Asia tidak berdiri sendiri.
Hal ini berbeda dengan instrumen musik Barat seperti piano, gitar atau biola, yang dapat dimainkan sendiri-sendiri. Latihan penguasaan instrumen musik Barat selalu dimulai dengan aktivitas yang bersifat individual. Sebaliknya, musik Asia selalu dimainkan secara bersama. Meskipun demikian, teknik memainkan instrumen tertentu seperti gender, kecapi, rebana, tehyan, samisen, dan rebab, juga perlu dipahami sendiri. Ritmelah yang mengatur organisasi bunyi, suara atau nada. Ketika bunyi atau suara dikemas ke dalam nada maka nada-nada itu akan diatur oleh ritme ke dalam kelompok-kelompok kesatuannya yang disebut motif, tema, melodi, frase, dan lagu.

1. Musik Melayu

Contoh musik Melayu
Musik Melayu adalah musik yang tumbuh dan berkembang di negara Melayu. Negara-negara Melayu, antara lain Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam. Untuk negara Filiphina karena bekas jajahan Portugal maka musiknya berkiblat pada diatonis Barat. Ciri khas musik Melayu adalah menggunakan gendang tradisional atau rebana berukuran besar yang membawa sentuhan dendang dan joget Melayu. Instrumen yang dominan pada musik Melayu adalah biola, accordion, dan gong. Di Indonesia, musik Melayu hanya berkembang di daerah Sumatera, khususnya daerah Riau dan Sumatera Barat.




2. Musik Oriental
Shamisen
Musik oriental berkembang di Cina, Korea, dan Jepang. Keunikan musik Cina dan Jepang terletak pada instrumen, khususnya alat musik string baik yang dipetik maupun yang digesek. Tangga nada yang digunakan adalah tangga nada pentatonis (1 2 3 4 5 6) (do re mi fa sol la). Suara alat musiknya ketika dimainkan akan menimbulkan suasana yang ekspresif. Berikut contoh alat musik string pada musik Cina.
a. Koto   : gitar klasik Jepang, ke-13 senarnya dimainkan   dengan dua tangan dan dapat menghasilkan musik yang sangat ekspresif.
b. Qin                  : siter Cina senarnya berjumlah empat belas. Senar-senar ini menghasilkan nada rendah dan tinggi tergantung pada sisi kuda-kuda tempat senar ditabuh.
c. Shamisen     : kecapi berleher panjang yang sering dimainkan di Jepang. Ketiga senar shamisen distem dalam berbagai macam nada, termasuk satu steman untuk musik gembira. Pemain musik shamisen menggunakan pemetik dari tulang yang disebut bachiPerut alat musik ini dipelurut dengan kulit domba untuk menahan pukulan pemetik.
d. San Xian       : kecapi Cina yang mirip dengan shamisen Jepang. San Xian berarti juga senar.

3. Musik Hindustan
Musik Hindustan tumbuh dan berkembang di daerah India, Pakistan, dan Bangladesh. Di negara India, musik Hindustan lebih berkembang. Ciri khasnya terletak pada ritme yang ditimbulkan oleh instrumen membraphone yang disebut tabla dan instrumen string yang disebut sitar. Instrumen musik India, antara lain sebagai berikut.
Tabla
a. Tabla             : sepasang drum yang memimpin sitar dan tambura dalam musik klasik India. Pemain tabla memukul bagian tengah kulit pukul dengan jari, sedangkan telapak tangan menekan bidang pukul untuk membuat variasi nada.
b. Sitar   : gitar klasik India semacam kecapi memiliki tujuh senar utama yang terbentang melewati fret logam lengkung. Fret ini memungkinkan pemain untuk   mengatur senar dan tangga nada yang membuat bunyi senar meliuk-liuk.
c. Tambura       : seperti juga sitar, alat musik ini pengiring gitar dalam musik klasik India yang berbentuk kecapi panjang. Di balik melodi sitar yang ramai tambura berfungsi sebagai pendengung yang mantap.
d. Serangi         : rebab India. Badannya berbentuk bongkahan yang ditegakkan dan dimainkan dengan penggesek. Senar harmoni terbentang di atas lubang di papan bilah yang lebar.
Bunyi alat musik klasik India dan Pakistan sangat merdu. Orang Barat menganggap alat musik India sangat indah. Dengan didukung oleh irama tabla yang tidak putus-putusnya, musik meliuk dan berputar dalam ungkapan berliku yang seolah mencerminkan hiasan alat-alat musik ini. Walaupun bentuknya berbeda, alat musik bersenar (string) India pada dasarnya sama dengan kecapi, sitar, dan rebab. Bunyi cemerlang dihasilkan oleh seperangkat senar harmoni yang dipasang pada alat musik India. Walaupun dipasang pada satu alat musik, senar harmoni tidak menyatu dengan senar utama. Senar harmoni tidak digesek atau dipetik, namun turut berbunyi saat senar utama dibunyikan.

4. Musik Timor Tengah
Musik Timur Tengah berkembang di negara Arab dan sekitarnya. Bahkan ada orang yang menyebut irama musik Timur Tengah merupakan irama padang pasir. Musik Timur Tengah yang paling menonjol adalah qasidah. Qasidah adalah lagu bernapaskan Islam yang alur nadanya/melodinya berakar/berorientasi pada lagu Timur Tengah. Dalam Islam, sajak lirik dengan metrum yang sesuai untuk dinyanyikan atau disenandungkan, baik oleh penyanyi tunggal, paduan suara. Syair lagu qasidah menceritakan keagungan Allah, kebesaran Rasul-Nya, ajakan beramal dan berjihad di jalan Allah, serta anjuran untuk menjalankan perintah Allah, dan menjauhi larangan-Nya. Alat musik yang digunakan untuk mengiringi biasanya rebana. Namun, dewasa ini juga menggunakan alat-alat musik modern.
Gitar Gambus
Qasidah merupakan bentuk puisi yang terkenal dalam kesusastraan Arab klasik. Seni puisi dalam bahasa Arab waktu itu hanya mengenal bentuk pendek, sajak-sajaknya tidak lebih dari 120 baris. Qasidah merupakan sajak dua bait dengan pola bersajak yang berbeda untuk setiap irama. Sajak-sajak qasidah biasanya mengemukakan suatu tema tertentu, seperti puji-pujian kepada seseorang atau suku tertentu, suatu satir, suatu elegi, berisi nada pendidikan atau keagamaan.
Lagu-lagu qasidah rebana menggunakan tangga nada tradisional Timur Tengah yang selain memiliki skala nada diatonik juga terdapat nada-nada mikrotonik seperti terdapat dalam alunan tangga nada al bayat, al rast, al sika, al ‘ajrn, al rakriez, al hijaz, dan al saba. Instrumen yang khas dari qasidah, antara lain : 
a. rebana          : alat musik yang berupa gendang satu sisi dengan badan tidak rendahsesuai dengan kemampuan genggaman tangan;
b. gitar gambus          : kecapi Arab yang kepalanya berbentuk S, badannya lebih dalam dan lehernya lebih sempit.

Rabu, 28 Desember 2016

Musik Tradisional Nusantara

A.  Pengertian Musik Tradisional Nusantara
Musik tradisional Nusantara adalah musik yang berkembang di seluruh
wilayah kepulauan dan merupakan kebiasaan turun-temurun yang masih dijalankan dalam masyarakat. Musik ini tersebar hampir di seluruh pelosok negeri dan setiap daerah mempunyai ciri khas yang berbeda. Musik Nusantara lahir, tumbuh, dan berkembang di seluruh wilayah Nusantara. Musik Nusantara juga mengalami pasang surut seirama dengan budaya setempat. Pasang surut musik ini dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut.
1. Musik tradisional Nusantara tumbuh dan berkembang di daerah setempat sehingga bahasa yang digunakan juga berasal dari daerah tersebut. Oleh karena itu, orang luar daerah kesulitan untuk memahami isi syairnya.
2. Daerah lain merasa tidak memiliki musik Nusantara, melainkan musik tersebut hanya dimiliki masyarakat daerah setempat.
3. Musik Nusantara berkembang atau tumbuh seirama dengan konteks sosial budaya setempat.
Penyebab musik Nusantara di Indonesia tidak merata karena masyarakat setempat kurang mendukung atau merespons musik yang ada. Akibatnya, musik daerah kurang populer di berbagai wilayah kepulauan.

B.Jenis Musik Tradisional Nusantara dan Keunikannya
Musik tradisional Nusantara selain merupakan kekayaan bangsa, juga menunjukkan identitas suatu daerah. Di bawah ini akan dijelaskan tentang ragam musik Nusantara yang berada di Indonesia agar kalian lebih memahaminya.

1.  Musik Nusantara Daerah Aceh
Contoh alat musik Aceh
Nanggroe Aceh Darussalam disebut juga ”Serambi Mekah” sehingga tidak mengherankan jika musik daerah Aceh mendapat pengaruh banyak dari Islam, baik syair lagu yang dilantunkan maupun jenis alat musik yang digunakan. Hal ini dilatarbelakangi oleh sejarah agama Islam yang masuk ke Nanggroe Aceh Darussalam. Jenis alat musik yang digunakan sebagian berbentuk rebana (terbang)dengan berbagai ukuran, di antaranya canangtring, rebana,gambus, marwas, harubab,  gendang (gedumba) serta seruling (bangsi atau serunai). Fungsi alat musik seruling sebagai melodi lagu, sedangkan alat musik yang lain sebagai ritmis lagu. Lagu dari Aceh contohnya, Piso Surit dan Bungong Jeumpa. Bahasa yang digunakan, yaitu bahasa Aceh, Alas, dan Gayo.
2.  Musik Nusantara Daerah Sumatra Utara
Musik daerah Sumatera Utara banyak dipengaruhi oleh musik gereja. Musik daerah ini ada dua macam, yaitu tata ganing dan gondang.

a. Tata Ganing atau Gondang
Alat musik ini menggunakan tangga nada diatonis. Alat musik yang digunakan adalah sebagai berikut.
1) Gerantung, yaitu alat musik pukul semacam gambang;
2) Tanggelong atau nungneng, yaitu alat musik yang sumber bunyinya dari tali atau dawai, tetapi cara memainkanya dengan cara dipukulkan pada suatu benda.
3) Suling dengan berbagai macam nama, seperti salodap, salonat, sordamdan tarafait.
4) Gong.
5) Arbab, hasapi, hapetan, dan kulcapi.
Lagu-lagu yang terkenal, di antaranya Anju Au, Butet, Dago Inang Sage, Liso, Madedek Magambiri, Mariam Tomong, Rambadia, Sengko-Sengko, Sinanggar Tulo, Sing Sing So, dan Setara Tilo.

b. Gondang
Musik Gondang
Gondang adalah musik berbentuk ensambel gendang (drum ensamble)
yang merupakan ciri umum musik di daerah ini. Ensambel yang dimaksud adalah ensambel musik orang Mandailing, subetnis Batak yang mempunyai daerah paling luas di sebelah selatan provinsi Sumatera Utara. Daerah ini bersebelahan dengan wilayah budaya Minangkabau di Sumatera Barat. Alat musik yang dipakai dalam ensambel gordang sambilan terdiri atas 
1) sembilan buah gendang besar (gondang) yang memiliki perbedaan ukuran antara satu dengan yang lainnya;
2) sekelompok gong berukuran kecil sampai dengan ukuran besar;
3) sepasang simbal.

3.  Musik Nusantara Daerah Nias
Musik daerah Nias terdiri atas empat atau tiga nada dalam satu oktaf. Jenis musik ini sekarang sukar ditemukan di daerah ini. Jenis alat musiknya, antara lain adalah sebagai berikut.
a. Gong dengan berbagai ukuran. Gong ukuran besar disebut gong, sedangkan gong ukuran kecil disebut faritia atau saraina.
b. Lagiya adalah semacam rebab.
c. Koko adalah semacam celempung atau kecapi.
d. Gendang yang panjangnya tiga meter dengan nama tamburu, gendera, cucu, fodrahi, dan tabunara.
e. Garfutala adalah bambu yang disebut drudirana.
f. Suling yang disebut dengan istilah sigu mbawa atau surune mbawa.

4.  Musik Nusantara Daerah Sumatra Barat (Minangkabau)
Musik daerah Minangkabau dikenal dengan istilah talempong. Alat musik
talempong sudah lama dikenal. Bahkan, alat ini menujukkan identitas daerah
setempat. Memainkan alat musik talempong dapat dilakukan dua cara.
Cara pertama, yaitu talempong diletakkan di atas standar yang tersusun rapi
serta berukuran rendah sehingga dapat dimainkan sambil bersimpuh di atas tikar.
Talempong jenis ini disebut talempong duduk. Zaman dahulu, talempong duduk
selalu berada di setiap rumah gadang (rumah adat) yang dimainkan oleh anak
Musik Tel
gadis sebagai pengisi waktu senggang. Akan tetapi, sekarang talempong duduk sudah jarang ditemukan. Talempong duduk hanya terdapat di daerah pinggiran, seperti desa sekitar Talang Maun, Kabupaten Lima Puluh Kota.
Cara kedua disebut dengan istilah talempong pacik yang dimainkan dengan dijinjing ibu jari. Talempong ini bisa dimainkan sambil duduk, berdiri, atau
sambil berjalan. Pada umumnya yang memainkan alat musik ini adalah kaum pria baik tua maupun muda.
Jenis alat musik yang digunakannya adalah sebagai berikut.
a. Alat musik tiup, terdiri atas saluang, bansi, serunai, puput batang padi, puput tanduk, dan suling.
b. Alat musik perkusi (dipukul), terdiri atas gendang dol (gendang besar), ketipung, rebana, gendang sedang, talempong, dan gong atau canaung.
c. Alat musik Barat sebagai musik pendukung, di antaranya gitar, trompet, dan biola.
Di daerah Minangkabau, musik talempong tetap bertahan secara murni sebagai warisan nenek moyang. Tema lagunya diangkat dari peri kehidupan masyarakat. Musik talempong sebagai seni tradisi memiliki dua macam tangga nada yang dinotasikan, yaitu 5- 6 -1-2-3 dan 1-2-3-4-5

5.  Musik Nusantara Daerah Jakarta
Musik Nusantara daerah Jakarta (Betawi), yaitu gambang kromong, gamelan ajeng, marawis, keroncong tugu, dan tanjidor.

a. Gambang Kromong
Gambang kromong adalah musik khas Betawi (orang asli Jakarta) yang
memadukan alat musik gamelan dengan alat musik Barat, yaitu Cina. Musik
gambang kromong hampir tidak pernah absen dalam berbagai kesempatan
pertunjukan, terutama pada acara-acara budaya yang bernuansa Betawi
Sebagian alat musik yang
digunakan dalam gambang Kromong
dan festival-festival. Jenis musik ini merupakan pembaruan yang harmonis
antara pribumi dan Cina. Hal ini tampak sekali pada alat-alat musik yang digunakannya. Alat-alat musiknya, antara lain sebagai berikut.
1) Gambang, alat musik yang mempunyai sumber suara sebanyak 18 buah bilah. Alat musik ini terbuat dari kayu, berasal dari Jawa dan Sunda.
2) Teh Yan, semacam rebab berukuran kecil berasal dari Cina.
3) Kong An Yan, semacam rebab berukuran sedang berasal dari Cina.
4) Kemong, semacam gong kecil yang berasal dari
Jawa dan Sunda.
5) Kromong, alat musik dari gamelan Jawa dan
Sunda yang terdiri atas 10 buah sumber suara
berbentuk seperti mangkuk.
6) Kecrek, beberapa bilah perunggu yang diberi
landasan kayu untuk dipukul sehingga berbunyi
crek-crek. Fungsinya untuk memberi tanda akan dimulai atau diakhiri oleh seorang pemimpin musik.
7) Shu Kong, semacam rebab berukuran besar dari Cina.
8) Gendang, semacam tambur dengan dua permukaan, juga merupakan perangkat gamelan Jawa, Sunda, dan Bali yang fungsinya untuk memainkan irama.

b. Tanjidor
Tanjidor adalah sejenis orkes rakyat Betawi yang menggunakan alat-alat musik Barat, terutama alat musik tiup. Orkes ini muncul pada abad ke-18.
Valckenier seorang gubernur jenderal Belanda pada saat itu mempunyai rombongan yang terdiri 15 orang pemain alat musik tiup, pemain gamelan, pesuling Cina, dan pemain tambur dari Turki. Saat itu, orkes pimpinannya disebut Slaven. Slaven adalah orkes yang menjadi cikal bakal musik tanjidor. Pada umumnya, alat-alat musik pada tanjidor, antara lain alat musik tiup (cornet a piston), trombon, tenor,
klarinet, bas, dan dilengkapi dengan alat musik membran yang biasa disebut tambur atau genderang. Musik ini biasanya untuk mengiringi pawai atau arakarakan
pengantin. Lagu-lagu yang biasa dimainkan seperti Jali-Jali, Surilang, Cente Manis, dan Merpati Putih.

c. Gamelan Ajeng
Gamelan Ajeng
Gamelan ajeng diperkirakan berasal dari Pasundan, kemudian musik
tersebut berkembang di wilayah budaya Betawi. Akibatnya, gamelan ajeng
ini berbeda dengan gamelan ajeng Sunda. Perbedaannya terletak pada reportoar.
Gamelan ajeng selain mendapat pengaruh Sunda, juga mendapat pengaruh Bali. Pada awalnya, gamelan ini bersifat sebagai musik upacara. Namun, dalam perkembangannya, gamelan ajeng biasa digunakan untuk mengiringi tarian yang disebut tari Balenggo Ajeng atau tari Topeng Gong sebagai pengiring wayang kulit atau wayang orang Betawi serta acara keluarga. Alat musik gamelan ajeng terdiri atas sebuah kromong, sepuluh pencon, gendang (terdiri atas dua buah gendang besar dan dua buah gendang kecil), sebuah kecrek, dan kadang-kadang juga yang menggunakan dua buah gong yang masing-masing disebut gong aki dan gong perempuan.
Dahulu, gamelan ajeng dianggap sakral. Oleh karena itu, gamelan ajeng hanya dimainkan pada saat acara pernikahan. Gamelan ajeng dilambangkan
dengan dua gong besar yang disebut gong lanang dan gong wadon. Gamelan ajeng memiliki kekhususan, hanya ditabuh di beberapa tempat tertentu, yaitu pajengan, sebuah panggung setinggi dua meter. Jenis gamelan ini masih ada di beberapa tempat, seperti Ciputat, Depok, dan Bogor. Di daerah itu, gemelan ajeng sering dinamakan gamelan gong atau gong saja.



d. Musik Marawis
Musik Marawis
Musik marawis adalah satu jenis ”band tepok” dengan perkusi sebagai alat musik utamanya. Nama marawis diambil dari nama alat musik yang digunakan kesenian ini. Alat musik tersebut ada tiga jenis.
1) Perkusi rebana atau gendang ukuran kecil yang garis tengahnya 10 cm, tinggi 17 cm, dan kedua gendangnya tertutup. Inilah yang disebut marawis (paling sedikit digunakan empat buah).
2) Perkusi besar, tinggi 50 cm, garis tengah 10 cm yang disebut ”hadir” dengan kedua gendangnya tertutup.
3) Papan tepok.
Kadang kala perkusi dilengkapi dengan tamborin atau kecrek. Lagu-lagu yang dibawakan biasanya berirama gambus atau padang pasir. Lagu yang dinyanyikan
diiringi oleh jenis pukulan tertentu. Ada tiga jenis pukulan, yaitu zapin, sarah, dan zaefah. Pukulan zapin mengiringi lagu-lagu gembira pada saat pentas di
panggung, seperti labu berbalas pantun. Pukulan sarah dipakai untuk mengarak pengantin. Adapun pukulan zahefah untuk mengiringi lagu-lagu di majlas.
Musik marawis itu cukup unik, pemainnya bersifat turun-temurun. Pemain musik tersebut terdiri atas sepuluh orang yang sebagian besar masih dalam
kaitan darah, misalnya kakek, cucu, dan keponakan. Musik marawis sering juga ditampilkan pada acara hajatan seperti sunatan dan pesta perkawinan.

6.  Musik Nusantara Daerah Jawa Barat
Di Jawa Barat terdapat beberapa musik Nusantara yang tumbuh dan mempunyai ciri khas tersendiri. Keanekaragaman itu dapat dilihat dari instrumen atau alat musik yang digunakan. Musik Nusantara yang tumbuh di Jawa Barat di antaranya gamelan degung, calung, angklung, tarling, arumba, gendhing cianjuran, kliningan atau klenengan, dan celempungan.

a. Calung
Calung adalah seperangkat alat musik daerah Jawa Barat yang terbuat
dari bambu. Teknik permainannya dengan cara dipukul. Alat musik calung
makin lama makin berkembang seirama dengan perkembangan tradisinya.
Calung berkembang menjadi berbagai macam, misalnya calung gambang,
calung gamelan, dan calung jingjing. Calung gamelan adalah jenis calung
yang ditata menggunakan semacam jagrak yang mirip gamelan di Jawa
Tengah. Calung gamelan, terdiri atas calung melodi, ritme, dan bas gembong
atau gong. Teknik memainkannya sambil duduk. Calung jingjing adalah
bentuk calung yang dijingjing atau dapat dibawa ke mana-mana. Pemain
calung jingjing sambil bermain mereka juga menyanyi dan menari seirama
alunan musik yang dilantunkan.
Tangga nada yang dipakai adalah tangga nada pentatonis yang berlaras slendro dan berkembang ke laras pelog. Awal mula musik calung adalah berasal dari seorang anak yang mengusir burung di sawah. Anak tersebut menggunakan belahan bambu yang disebut kekeprak untuk mengusir burung. Akhirnya, potongan kekeprak ini yang menjadi awal alat musik calung.

b. Angklung
Alat musik angklung terbuat dari potongan bambu. Cara memainkannya
adalah digoyang. Saat itu, angklung hampir punah karena hanya dimainkan
oleh orang yang minta sedekah sambil berkeliling. Angklung pada zaman
dahulu hanya dimainkan di kalangan rakyat pada upacara adat. Akhirnya,
oleh Daeng Sutisna, musik angklung dikenalkan kepada masyarakat luas
dan diangkat menjadi musik masyarakat. Berkat kerja keras Daeng Sutisna,
musik angklung dapat terkenal di seluruh pelosok negeri, bahkan sampai
ke mancanegara. Kini musik angklung tidaklah dianggap sebagai musik
pengemis lagi. Semula musik angklung bertangga nada pentatonis, tetapi oleh
Daeng Sutisna dibuat menjadi tangga nada diatonis agar mudah dimainkan
dan dinikmati oleh umum. Bahkan, sekarang kita dapat menyanyikan lagu apa saja dengan diiringi alat musik angklung.

c. Arumba
Arumba adalah singkatan dari alunan rumpun bambu. Jadi, seluruh jenis alat musik ini terdiri atas potongan bambu. Permainan arumba adalah permainan angklung yang dilengkapi dengan susunan bambu mirip gambang atau saron
yang dibunyikan dengan cara dipukul. Musik arumba tidak hanya mengiringi lagu-lagu daerah setempat, namun lagu-lagu umum pun dapat dimainkan. Tokoh musik arumba, antara lain Yos Rosadi, Rahmat, Bill Saragih, dan Sukardi.

d. Gending Cianjuran
Gending Cianjuran adalah jenis musik yang menonjolkan vokal khas Cianjuran (salah satu kabupaten di Jawa Barat). Musik ini digunakan untuk sarana hiburan para bangsawan Sunda. Alat musik gending cianjuran terdiri atas kecapi, suling, dan rebab (kadang-kadang).

e. Kliningan atau Klenengan
Kliningan adalah suatu permainan musik gamelan yang menggunakan vokal atau nyanyian. Alat musik kliningan menyerupai gamelan Jawa Tengah. Kliningan selain untuk mengiringi vokal juga digunakan untuk mengiringi tari, baik tari klasik maupun tari modern.

f. Gamelan Degung

Gamelan Degung
Degung adalah seperangkat alat musik atau gamelan yang mempunyai ciri tertentu dalam warna musiknya. Instrumen yang digunakan pada musik degung, antara lain bonang, rincik,saron, jenglong, peking, gone, satu perangkat gendang, suling, kecapi, dan rebab. Tangga nada yang digunakan adalah tangga nada pentatonis dengan laras pelog dan slendro. Contoh lagu-lagu dari Jawa Barat, antara lain Bubuy Bulan, Cing Cang Keling, Manuk Dadali, Panon Hideung, Pileu Leu Yan, dan Tokecang.

7.  Musik Nusantara Daerah Jawa Tengah
Musik daerah Jawa Tengah berupa gamelan. Alat musik gamelan, terdiri atas bonang barung, bonang penerus, demung, saron, slenthem, saron penerus, kenong, kethuk kempyang, kempul, gong (kadang ada siter, suling, rebab, gender barung, gender penerus, gambang barung, dan gambang penerus), dan kendang. Jenis alat musik gamelan memiliki fungsi yang berbeda-beda, contohnya kendang. Menurut fungsinya, kendang dibedakan menjadi kendang kosek, kendang ciblon, kendang ketipung, dan kendang gede.
Dalam musik gamelan digunakan tangga nada pentatonis dalam laras pelog dan slendro.
a. Laras pelog adalah tangga nada pentatonis yang menggunakan nada 1 2
3 4 5 6 7 (dibaca ji ro lu pat mo nem pi). Pemakaian jenis tangga nada ini
biasanya memberi kesan tenang dan halus.
b. Laras slendro adalah tangga nada pentatonis yang menggunakan nada 1 2
3 5 6 1 (dibaca ji ro lu mo nem ji). Ciri khas tangga nada ini adalah jarak
antara nada-nadanya yang selalu lebih besar daripada nada-nada resmi. Jenis tangga nada ini memberi kesan gembira, ringan, dan lincah.

Keberadaan gamelan pada awalnya digunakan untuk mengiringi pergelaran wayang kulit dan wayang panji. Namun, kini gamelan dipergunakan untuk mengiring bermacam-macam acara, seperti wayang orang, kethoprak, tari-tarian, klenengan, upacara sekaten, pernikahan, upacara keagamaan, dan upacara kenegaraan. Gamelan sebagian besar berupa alat musik perkusi (alat pukul) dari bahan perunggu atau besi. Para pemainnya disebut niyaga, sedangkan penyanyi nya disebut sinden atau waranggana. Lagu-lagu yang dimainkan secara umum
disebut gending. Gamelan terdiri atas
a. alat musik idiophone (bonang, gender, demung, saron, slenthem, kethuk,
kenong, kempul, gong, dan gambang);
b. alat musik membranophone (kendang);
c. alat musik chordophone (siter dan rebab);
d. alat musik aerophone (suling).
Lagu Jawa Tengah, contohnya Gajah-Gajah, Suwe Ora Jamu, Jaranan, Lir- Ilir, Pitik Tukung, Gundul Pacul, Menthok-Menthok, dan Ande-Ande Lumut.

8.  Musik Nusantara Daerah Jawa Timur
Musik Nusantara daerah Jawa Timur hampir sama dengan musik daerah Jawa Tengah, yaitu gamelan. Namun, ada pengecualian di suatu daerah, misalnya di daerah Ponorogo musik daerah berkembang untuk mengiringi reog. Alat musik utamanya adalah suling, kempul, kendang, dan gong kecil. Irama suling sangat mendominasi pertunjukan reog tersebut. Di daerah Madura musik gamelan disebut dengan istilah gamelan sandur. Contoh lagu-lagu dari daerah Jawa Timur dan Madura, antara lain Jula-Juli, Tanduk Majeng, dan Karaban Sape.

9.  Musik Nusatara Daerah Kalimantan
Kledi
Musik daerah Kalimantan banyak sekali ragamnya, di antaranya daerah Banjarmasin dan Suku Dayak. Daerah Banjarmasin terdapat orkes karawitan khas Banjar. Instrumen musiknya terdiri atas rebab, gender, gambang, dan suling (diagonal). Suku Dayak mempunyai musik yang khas dengan instrumennya sebagai berikut.
a. Suling yang disebut kledi, keruri atau kedire.
b. Kasapi atau sampek, yaitu semacam lute yang dipetik dengan tubuh dari kayu yang diberi pahatan yang indah.
c. Gong yang disebut tawak.
d. Gendang (besar dan kecil).

10.       Musik Nusantara Daerah Sulawesi Selatan
Musik daerah Sulawesi Selatan terdapat dua jenis, yaitu musik Makassar
(Ujung Pandang) dan musik Bugis. Kedua musik ini lebih memperlihatkan persamaan daripada perbedaannya.
Musik Makassar disebut gendang bulo, yaitu diambil dari nama gendang tanpa kulit (membran) yang cara memainkannya dengan cara dipukul-pukulkan pada suatu benda, sedangkan musik Bugis disebut idiokordo.
Instrumen lain yang melengkapi kedua jenis musik di atas adalah sebagai berikut.
a. Alat musik tiup yang terdiri atas puwi-puwi (hobo), basing bugis (suling
kembang), dan basing-basing (klarinet).
b. Gendang dengan nama genderang dan terbang atau rebana.
c. Keso, yaitu sejenis rebab dengan dua dawai yang digesek (Makassar).
d. Kecapi (Makassar) atau kacaping (Bugis).
e. Popandi atau talindo, yaitu musik dengan satu dawai dengan dipetik.
Saat ini, penggunaan keso-keso yang bersuara sengau diganti dengan biola yang dibuat sendiri oleh penduduk, terutama di daerah Sidenreng. Lagu daerah dari Sulawesi Selatan contohnya Ma Rencong, Ati Raja, Pakarena, dan Anging Mamiri.

11.         Musik Nusantara Daerah Minahasa
Musik khas daerah ini adalah kolintang. Musik kolintang, yaitu semacam gambang yang terbuat dari belahan kayu. Alat musik kolintang terdiri atas melodi, ritme, contra bas, dan bas. Musik kolintang menggunakan tangga nada diatonis sehingga lagu-lagunya dapat dibawakan dengan jenis irama yang dikehendaki. Alat musik lain yang menyertai, biasanya adalah suling, gambus, dan marwas atau rebana.

12.        Musik Nusantara Daerah Sulawesi Utara
Musik daerah Sulawesi Utara dipengaruhi oleh agama Kristen. Alat-alat
musik yang digunakan terdiri atas garpu tala bambu, suling bambu (bansi), gendang satu kulit (tegongong), dan salude. Salude, yaitu semacam siter dengan dua dawai dan arababu (semacam rebab).
Contoh lagu daerah dari Sulawesi Utara adalah Sipatokaan, O Inani Keke, Esa Mokan, dan Tahanusangkara.

13.          Musik Nusantara Daerah Nusa Tenggara
Musik daerah Nusa Tenggara Barat ini dibagi dua daerah, yaitu daerah Bima dan Suniba.

a. Musik Daerah Bima
Musik daerah ini terpengaruh oleh musik daerah Jawa. Instrumennya,
antara lain garputala bambu, silu (hobo) muri (klarinet dari daun), genggong
(jewharp), sarone (suling bambu memakai ban), dan idiokardo empat
dawai.
Tangga nada yang digunakan adalah tangga nada pentatonis. Bahasa
yang digunakan, yaitu bahasa Sumbawa, Sasak, dan Bima. Contoh lagu
daerah Nusa Tenggara Barat adalah Orlen-Orlen.

b. Musik Daerah Sumba
Musik di daerah ini yang khas adalah nyanyian-nyanyian wanita. Alatalat musiknya tidak ada yang khas, hanya namanya saja yang berubah. Alat musik tersebut, antara lain jungga (musik tiup), lamba (gendang satu kulit), katala (gong), dan suling hidung.
Contoh lagu-lagu Nusa Tenggara Timur adalah Anak Kambing Saya,
Potong Bebek, Desaku, Jangen, Macepet-Cepatan, Nuusak Asik, dan Meyong- Meyong. Bahasa yang digunakan adalah bahasa Sumba, Flores, Timor, dan Belu.

14.        Musik Nusantara Daerah Maluku
Di Maluku, alat musik yang asli banyak yang hilang. Instrumen musik di
seluruh Maluku hampir sama, antara lain sebagai berikut.
a. Gong (didatangkan dari Jawa).
b. Arababu (rebab) dengan resonator dari tempurung.
c. Idiokordo yang disebut tatabuhan.
d. Korno (alat musik tiup) yang terbuat dari siput dan disebut fuk-fuk.
e. Bermacam-macam gendang disebut tifa.
Untuk daerah Islam, seperti Halmahera, Bacan, Ternate, dan Tidore dengan sendirinya memiliki alat-alat musik Islam, seperti gambus, rebana, bangsil (suling), dan sulepe. Sulepe merupakan alat musik yang sumber bunyinya dari tali, tetapi resonatornya terbuat dari tempurung.
Di daerah Ambon memiliki kasilepan, yakni semacam gambang dari kayu yang terdiri atas 10 – 16 bilahan yang disebut tetabuhan kayu dan memiliki bonang yang disebut gong sembilan atau gong dua belas. Musik paling khas adalah orkes suling bambu dengan ambitus (luas suara) dari suara bas sampai sopran.

15.     Musik Nusantara Daerah  Papua
Musik daerah Papua merupakan musik yang mendapat pengaruh dari Maluku. Instrumennya tidak begitu banyak, hanya satu yang menarik, yaitu genderang yang dihiasi pahatan dengan pewarnaan artistik dan kulitnya dari kulit biawak. Alat-alat musik, seperti rebana, rebab, tifa, dan gong merupakan alat musik dari daerah Maluku.
Alat musik lain yang ada di Papua merupakan alat musik yang digunakan untuk keperluan praktis, misalnya sekakas. Sekakas digunakan untuk menarik ikan-ikan hiu dalam suatu perburuan di laut.
Contoh lagu-lagu yang berasal dari Papua adalah Apuse dan Yamko Rambe Yamko.
Beberapa musik Nusantara di atas mempunyai fungsi yang beraneka ragam dalam kehidupan masyarakat. Fungsi musik Nusantara tersebut, antara lain sebagai berikut.
1. Musik untuk mengiringi tarian. Misalnya, musik gamelan Jawa, Sunda, dan Bali.
2. Musik untuk mengiringi wayang kulit, kethoprak, wayang orang, ludruk, dan reog. Misalnya, gamelan Jawa dan Bali.
3. Musik untuk mengiringi drama yang diatur oleh dalang. Misalnya, tarling.
4. Musik untuk memeriahkan pesta menuai padi di sawah, mengarak pawai padi, dan untuk mengiringi upacara adat di daerah Sunda. Misalnya, musik angklung.
5. Musik untuk ritual menghibur Dewi Sri (dewi padi). Misalnya, musik calung.
6. Musik untuk sarana upacara peringatan Maulid Nabi Muhammad saw., pernikahan, khitanan, dan kenduri. Misalnya, musik rebana.
7. Musik untuk mengarak pengantin dan mencari nafkah. Misalnya, tanjidor.
Masih banyak lagi fungsi musik Nusantara, yang belakangan ini untuk pertunjukan atau hiburan.